3.14.2009

Apa arti Sahabat ?

Sahabat. Apa sih arti dari sebuah persahabatan?? Ada yang bilang sahabat itu adalah teman yang benar-benar dekat sampai tahu hal-hal kecil tentang kita. Ada juga yang bilang sahabat itu kalau kemana-mana selalu bareng. Tetapi salah satu sahabat saya bilang, sahabat itu adalah teman dalam suka dan duka, tapi tahu batas dimana suatu saat ketika teman dapat masalah, kita harus membiarkan dia mengatasi masalahnya sendiri agar teman tersebut tumbuh lebih matang dan mandiri.

Terkadang saya dengan enteng menyebut, dia itu sahabat saya. Tapi ketika ditanya ini itu tentang sahabat saya yang berhubungan dengan keluarga, pendidikan dan lain-lain, saya bingung jawabnya. Dari situ saya mikir, apa saya ini sahabat yang baik? Apa saya pantas disebut sahabat? Karena saya menganggap sahabat adalah orang yang bisa melihat kita dari hati ke hati, bukan karena tampang, materi, latar belakang, pendidikan dan lain-lain. Karena itu saya memang jarang menanyakan hal-hal yang berbau privasi ke sahabat-sahabat saya. Saya lebih sebagai pemberi masukan dan penerima keluh kesah sahabat-sahabat saya. Bukannya saya orang yang nggak peduli dan nggak mau tau, tapi menurut saya persahabatan bukan dinilai dari sedalam apa kita tau tetek bengek orang tersebut, melainkan sedalam apa kita memahami orang tersebut. Saya sudah ngerasain pahitnya persahabatan ketika saya bilang dia sahabat saya, ternyata dia hanya memanfaatkan apa yang saya punya dan lain-lain. Ketika saya sedang jatuh, dia malah meninggalkan karena merasa ga ada yang bisa diberikan oleh saya.

Cuma segitu arti persahabatan ??

Suatu hari saya meyatakan A adalah sahabat saya. Ketika A ditanyakan, siapa sahabat kamu, A menjawab B, C, D, namun tidak menyebutkan nama saya. Dari sini saya mencoba memikir ulang. Apakah saya bukan termasuk sahabatnya? Apa saya bukan sahabat yang baik? Hal ini sering terbesit dalam pikiran saya Teman saya banyak. Saya pergi dengan teman-teman yang berbeda. Namun apakah mereka adalah sahabat saya? Karena terkadang teman untuk hang out berbeda dengan sahabat.

Ada seorang sahabat saya mengirim sms pernyataan, “Saya nggak berharap untuk jadi orang yang terpenting dalam hidup kamu, itu permintaan yang terlalu besar. Saya cuma berharap suatu hari nanti kalo dengar nama saya, kamu bakal tersenyum dan bilang, dia sahabat saya.” Damn! Itu benar-benar merasuk ke hati saya. Itulah kata-kata yang saya cari. Saya tidak butuh pernyataan apa-apa. Tapi ketika ada orang menyebutkan nama saya, ia akan bilang “dia adalah sahabat saya”. Saya nggak perlu menyebutkan siapa-siapa aja sahabat saya, because you know who you are. Buat saya, sahabat adalah orang yang menganggap saya sebagai sahabat. Kita tidak perlu nyebutin sahabat saya adalah A, B, C, D, E. Karena 1 nama saja terlupakan, orang itu pasti akan sedih. Begitupun sebaliknya. Kalo sahabat kamu menyebutkan nama-nama sahabatnya namun lupa untuk menyebutkan nama kamu, kamu pasti sedih. Karena itu saya cuma bisa dibilang orang-orang yang merupakan sahabat saya adalah orang-orang yang menganggap saya sebagai sahabat.

Berikut adalah kutipan pernyataan dari seorang sahabat :

Seorang teman tetap memberi ruang gerak pribadi, privacy sebagai seorang manusia. Dan kita akan berasa deket dengan dia walaupun ga ketemu dan ga kontak dalam waktu yang lama. Karena pertemanan itu pada dasarnya dari ikatan hati. Ga bakal ilang walaupun dimensi jarak memisahakan kita. Kita harus mengakui bagaimanapun juga kita ga bisa menghilangkan dia dari hati kita. Dan tanpa teman, kita ga akan seperti sekarang ini.


“Manusia selalu hidup berkelompok. Tiada manusia yang dapat hidup dalam kesendirian. Apabila ada, maka manusia tersebut benar-benar mahluk yang malang dan hidupnya tentu tidak berwarna.”



Ada orang yang pintar membawa diri. Mereka sukses dalam pergaulannya. Mereka selalu dikelilingi dan dibutuhkan oleh orang-orang di sekitarnya. Apa saja kiat-kiatnya?


1. Jangan memojokkan orang. Tak seorang pun yang mau dipojokkan atau dinilai oleh temannya, apalagi jika penilaian itu negatif. “Kamu seharusnya enggak bicara seperti itu!” “Kenapa sih kamu mau melakukan itu?” Mereka yang hobinya memojokkan dan menilai buruk orang lain biasanya akan dijauhi oleh lingkungannya. Ingat, kebanyakan orang ingin diri mereka diterima dan diakui. Mereka yang bisa menerima orang lain secara apa adanya, biasanya orang kayak gitu akan punya banyak teman. Di dunia yang sangat keras, orang akan merasa nyaman bila berada bersama orang yang bisa menerima mereka, baik atau buruk. Dengan toleransi dan sikap menerima, orang akan menjadi terbuka dan betah bersama kamu. Intinya, orang butuh dihargai, dan jika kamu bisa memenuhi keinginan itu, sahabat - sahabat kamu pun akan menghargai keberadaan kamu .

2. Jadwal kamu yang padat dan kehidupan yang semakin cepat membuat hubungan antar-individu pun semakin renggang. Nah, jika kamu ingin orang menghargai keberadaan kamu sebagai seorang sahabat, upayakan untuk selalu membuat kontak dengan mereka. Kadang-kadang, urusan silaturahmi menjadi sangat sederhana, sama sederhananya seperti mengirim sms, mengirimkan e-mail, atau mengirim kartu pos. Tapi, seringkali, urusan ini menjadi sangat sulit, jika kamu tak melakukannya dengan penghargaan penuh terhadap arti hubungan, entah itu dengan saudara, teman atau sahabat. Kontak atau komunikasi tak harus selalu bertemu secara fisik. Menelepon, atau bahkan membelikan mereka hadiah-hadiah kecil, seperti buku, cokelat pun bisa bermakna sama.

3. Buatlah komitmen tentang hubungan kamu dengan seseorang sahabat. Komitmen akan membuat orang merasa ditempatkan di suatu tempat khusus. Orang akan tahu apakah Anda memang sahabat, teman, atau sekedar teman ngobrol, yang sewaktu-waktu bisa saja meninggalkan mereka.

4. Jangan mengritik dalam seorang sahabat, karena tak seorang pun yang mau dikritik. Orang yang hobi mengritik, apalagi kritik yang negatif, akan dijauhi oleh lingkungannya. Jadi, jika kamu termasuk seorang yang hobi mengritik, usahakan jangan asal mengritik. Lihatlah tempat, waktu dan siapa orang yang kamu hadapi.

5. Jangan segan-segan memberi pujian atas prestasi seorang sahabat , bahkan untuk prestasi yang sekecil apapun.

6. Tak jarang, kita suka atau cocok pada seseorang, tapi orang tersebut tak tahu apa yang kita rasakan. Nah, agar orang lain tahu apa yang sedang kamu rasakan, kamu harus mengetahui persis seperti apa yang ia butuhkan. Misalnya, ada orang yang merasa dekat jika dipeluk, didengarkan keluhan-keluhannya, atau sekedar ditelepon. Ada pula orang yang merasa disanjung jika kita kirimi bingkisan. Jadi, ketahui lebih dulu apa yang membua seseorang merasa dihargai atau dicintai.

7. Menjaga rahasia sepertinya persoalan gampang, namun dalam praktiknya tak semudah yang diperkirakan, lho. Ingat, ada orang yang sangat menjaga betul privasi atau rahasianya, dan akan sangat menghargai orang yang bisa menjaga rahasianya. Jika kamu dikenal sebagai orang yang tak bisa menjaga rahasia, bukan tak mungkin orang akan “menjauhimu", atau minimal tak akan gampang membuka diri pada kamu. Dengan kata lain , kamu tidak akan dipercaya.

8. Jangan gombal. Manusia pada dasarnya adalah makhluk egois. Buktinya, meski kita ikut merasa bahagia atas keberhasilan seseorang, seringkali kita juga merasa iri, kok keberhasilan itu tidak menjadi milik kita. Jadi, tak perlulah membual. Kalau memang kita belum berhasil, tak perlu mengarang-ngarang cerita bahwa kita sudah sukses. Ingat, pada saat kita membual, dan orang tahu bahwa kita membual, itu berarti kamu sudah membuatnya merasa tak enak atau bahkan jengkel. Tak heran jika kamu pun lantas disingkirkan.

9. Jadilah bagian dari apa-apa yang penting bagi mereka. Tunjukkan dukungan kamu untuk apa yang mereka capai, entah itu saat mereka senang , bangga, kecewa maupun saat sedih. Saat teman kamu lagi sakit, tawarkan diri untuk mengantar mereka beristirahat di UKS , misalnya . Jika mereka mengalami musibah, tawarkan diri apa yang bisa kamu lakukan untuk membantunya .

10. Jangan asal mendebat. Ada orang yang sangat suka mendebat pandangan atau ucapan seseorang, tak peduli apakah pandangan orang tersebut benar atau salah. Yang penting, ia mendebat. Sama halnya seperti orang yang hobi mengritik (negatif), orang yang hobi mendebat sangat suka “menciptakan” permusuhan. Jika kamu memang suka berdebat, apa salahnya berabung dengan kelompok diskusi, misalnya. Ini jauh lebih positif. Jadi, cobalah menjaga bicara, sekalipun kamu tak setuju pada pandangan seseorang.

11. Pahami keterbatasan-keterbatasan orang lain. Jangan berharap terlalu banyak dari mereka. Ingat, setiap orang pasti berbeda. Pahami keterbatasan emosional dan fisik seseorang.

12. Kamu harus tahu kapan harus bergembira dan tertawa bersama teman atau sahabat kamu. Bayangkan, apa pandangan orang jika Anda selalu memasang muka sedih atau manyun saat menghadiri pesta ulang tahun salah seorang teman kamu? Pasti mereka akan merasa tak nyaman, bukan? Nah, belajarlah untuk tertawa dan menikmati kegembiraan orang lain. Bergabunglah bersama mereka dan lontarkan joke-joke.

13. Jangan membuat gosip tentang orang lain, apalagi jika gosip itu belum tentu kebenarannya. Gosip akan membuat kepercayaan orang terhadap kamu menurun, dan akibatnya kamu pun akan disisihkan dari daftar teman mereka. Jangan jadi biang gosip lah .

14. Yang tak kalah penting adalah kemampuan mendengarkan orang lain. Seorang pendengar yang baik bisa dipastikan memiliki banyak teman. Tatap mata lawan bicara kamu saat mereka berbicara, dan dengarkan baik-baik. Bahasa tubuh juga akan sangat berperan. Orang akan tahu, apakah kamu memang mendengarkan dengan seksama atau pura-pura mendengar. Tawarkan pemecahan masalah atau ide baru yang orisinil, tanpa membuat penilaian pada mereka. Mengembangkan kemampuan mendengar akan membuat Anda menjadi orang yang dibutuhkan orang-orang di sekitar kamu .